Oleh
Jajang Suryana
Segala bentuk penggubahan karya, desain
bentuk, dan rancang bangun benda selalu dihubungkan dengan proses kreatif. Proses kreatif sebenarnya
memiliki makna segala bentuk kegiatan yang dilakukan untuk menemukan suatu hal
yang baru dan sebelumnya belum pernah ada dengan mengeluarkan segenap daya dan
upaya sehingga mencapai sesuatu. Kata kreatif biasanya muncul jika sesorang menemukan
sesuatu hal yang baru tetapi sebelumnya tidak pernah terfikirkan oleh orang
lain bahwa akan mendapatkan hal tersebut. Misalnya seorang mahasiswa yang
melihat cara mengajar seorang guru hanya itu-itu saja sehingga membuat
mahasiswa tersebut bosan, maka mahasiswa tersebut berfikir dengan mendalam agar
bagaimana jika sebagai guru nantinya mampu membuat suasana dalam pembelajaran
itu berbeda dan tidak hanya itu-itu saja. Jadi, kata kreatif bisa berlaku untuk
setiap orang dan siapa pun itu meskipun dia bukan seorang seniman.
Sebuah buku dengan judul The Creative Process yang ditulis oleh Ghiselin (1983), beliau adalah seorang profesor pada Universitas Utah, Amerika Serikat yang isinya membahas peramasalahan proses kreatif secara lengkap. Kemudian buku tersebut
dialihbahasasakan oleh Wasid Soewarto dengan judul Proses Kreatif. Buku tersebut berisi uraian yang lengkap tentang
proses kreatif semua orang dari berbagai ilmu seperti matematika, fisika,
biologi, seni rupa, dan lain-lain. Proses kreatif seseorang biasanya diawali
dengan adanya suatu dorongan tenaga dalam diri seseorang untuk dapat melakukan
sesuatu. Dengan dorongan tersebut, maka akan memacu diri seseorang tersebut
untuk mampu melakukan sesuatu yang baru dan lebih baik dari sebelumnya.
Pada dasarnya, proses kreatif adalah jalan penggubahan.
Penggubahan karya hanya bisa secara mulus dapat dilakukan oleh seseorang yang
sudah terbiasa dan terlatih melakukan penggubahan. Dengan terbiasa menggubah
suatu bentuk karya, maka pikir dan rasa seorang penggubah akan cepat tergugah
jika membaca hasil gubahan dari orang lain. Seorang novelis juga misalnya
ketika menciptapakan suatu karya yang mendapat desakan dari tenaga gaib atau di
luar dari ruang kesadarannya dalam membuat suatu karya. Desakan-desakan atau bisikan
tersebut direalisasikan ke dalam bentuk tulisan sehingga memunculkan suatu
karya. Namun, jika bisikan tersebut berakhir, maka tidak perduli lagi apakah
cerita atau karya itu sudah selesai atau belum. Novelis akan menerima apa
adanya berdasarkan bimbingan tenaga gaib tersebut.
Seperti misalnya seorang pelukis yang melihat karya lukisan
orang lain, maka pelukis akan membuat karya atau merasa jengah melihat lukisan
karya orang lain. Dengan perasaan jengah tersebut seseorang mendapat dorongan
dari dalam dirinya untuk membuat sesuatu hal yang baru lagi agar bisa melampaui
karya orang lain tersebut.
Sumber inspirasi yang lain adalah sesuatu yang dicari dan
diupayakan secara terus-menerus serta berkesinambungan dengan mengembangkan
sesuatu yang ada pada diri seseorang tersebut dengan tidak ada batasnya.
Kadang-kadang juga dorongan dalam mencari atau menemukan suatu inspirasi
tersebut bisa muncul dari sumbangan pikiran orang lain. Para pemikir dan
pemerhati bidang seni selalu memberi alternatif pemecahan suatu masalah terkait
dengan jenis kegiatan seni tertentu. Dengan adanya pemikiran-pemikiran yang
menginginkan suatu alternatif bagi pemecahan suatu masalah tersebut, maka
muncullah suatu pengembangan keterampilan dan akhirnya memunculkan suatu bentuk
atau penemuan-penemuan baru.
Pada era globalisasi ini, berbagai pengaruh muncul baik itu
pengaruh positif maupun pengaruh negative. Pengaruh tersebut bisa muncul
melalui berbagai media yang salah satunya adalah internet. Karena banyak
sekarang yang sudah mahir dalam membrowsing sesuatu di dalam internet sehingga
nantinya dapat menimbulkan berbagai dampak yang baik maupun yang buruk.
Tidak dapat dipungkiri bahwa dunia yang semakin maju ini
menyebabkan era globalisasi berkembang semakin pesat dan sudah berpengaruh
dalam kehidupan manusia. Akibatnya, nilai budaya asing salah satunya akan
begitu mudah diserap secara sadar oleh hampir semua lapisan masyarakat
terpelajar seperti misalnya film-film Anime.
Secara tidak sadar masyarakat meninggalkan apa yang menjadi kebudayaannya di
dalam lingkungannya. Semua budaya asing tersebut diterima begitu saja dan
kurang menghiraukan budaya-budaya yang ada di sekitarnya karena pengaruh budaya
asing tersebut.
Dalam pengembagan bidang pariwisata khususnya di Bali telah
lama memberi pengaruh besar pada pertumbuhan pola pikir baru dalam penggubahan
karya seni kriya. Banyak ditemukannya bentuk-bentuk baru oleh para perajin
seiring dengan tuntutan para wisatawan. Pasar pun telah telah menjadi
lingkungan baru yang perlu dan harus disikapi secara toleran. Produk asing yang
ikut memenuhi pasar dapat disikapi dengan cara menerima produk atau mengambil
alih pembuatannya. Proses kreatif para perajin Bali mulai banyak berubah
mengikuti pola perubahan lingkungannya, lingkungan pariwisata yang melibatkan
banyak produk asing dan orang asing juga.
Reviewer : I Putu Putra Adnyana
NIM : 1211031009
Kelas : A
Semester : IV
Jurusan : Pendidikan Guru Sekolah Dasar