Menu

Tuesday, June 6, 2017

Fight Against Breast Cancer

 


Kanker 

Kini hidup begitu tak berarti
Saat kau hadir bagai benalu
Bunuh semangat hidupku
Renggut sisa waktuku

Hanya malaikat putih temaniku
Bantuku hilangkanmu dari hidupku
Bantuku melawan rasa sakit ini
Beriku secercah harapan tuk raih hidupku lagi

Tapi mengapa harus aku?
Mengapa kau datang padaku?

Ku mohon pergilah dariku
Pergi dari kehidupanku
Ku tak sanggup melawan ganasnya dirimu
Meskipun malaikat putih bantuku melawanmu

Sungguh tuhan!
Aku belum sanggup tinggal sendiri
Tinggal dalam gelapnya istana kecilku
Sungguh…aku belum sanggup

Edit by: Putra Adnyana

Thursday, June 12, 2014

Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Kurikulum 2013

Kata RPP sesungguhnya merupakan singkatan dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran. Sebagai pedoman umum di dalam pembelajaran untuk penerapan Kurikulum 2013 disebutkan bahwa rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana pembelajaran yang dikembangkan secara rinci dari suatu materi pokok atau tema/subtema tertentu yang mengacu pada silabus. Artinya, pembuatan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) berpedoman pada silabus karena RPP merupakan turunan dari silabus. RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) mencakup beberapa hal seperti:
1.  Data sekolah, kelas/semester, tema/subtema, dan alokasi waktu;
2.  Kompetensi Inti (KI);
3.  Kompetensi Dasar (KD) dan indikator pencapaian kompetensi;
4.  Tujuan Pembelajaran;
5.  Materi Pembelajaran;
6.  Metode dan Pendekatan Pembelajaran;
4.  Media, alat, dan sumber belajar;
7.  Langkah-langkah Pembelajaran; dan
8.  Penilaian.
Para guru di sekolah pada umumnya harus menyusun RPP untuk mata pelajaran kelas tempat guru tersebut mengajar (guru kelas dan guru mata pelajaran). Guru kelas adalah sebutan untuk guru yang mengajar kelas-kelas pada tingkat tertentu di Sekolah Dasar (SD). Sedangkan guru mata pelajaran adalah guru yang mengampu atau mengajar mata pelajaran tertentu pada jenjang SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK. Pengembangan RPP dianjurkan untuk dikembangkan/disusun di setiap awal semester atau awal tahun pelajaran. Hal ini ditujukan agar RPP (rencana pelaksanaan pembelajaran) telah tersedia terlebih dahulu dalam setiap awal pelaksanaan pembelajaran, sehingga proses pembelajaran nantinya akan berjalan dengan lancar dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Sedangkan proses penyusunan/pembuatan/ atau pengembangan RPP dapat dilakukan secara mandiri atau secara berkelompok di MGMP (Musyawarah Guru Mata Pelajaran). Selain itu, perancangan pembelajaran juga sangat penting untuk membuat proses pembelajaran sesuai dengan tujuan kurikulum. Ada hal lain juga yang perlu diperhatikan dalam penyusunan atau pengembangan kurikulum, yaitu prinsip mengembangkan atau menyusun RPP. Prinsip tersebut adalah:
1.  RPP disusun oleh guru sebagai terjemahan dari ide kurikulum dan berdasarkan silabus yang telah dikembangkan di tingkat nasional ke dalam bentuk rancangan proses pembelajaran untuk direalisasikan dalam pembelajaran.
2.  RPP yang dibuat selalu mengedepankan perencanaan pembelajaran yang nantinya dalam proses pembelajaran akan mendorong partisipasi aktif siswa.
3.  Pengembangan RPP yang baik akan mengedepankan proses pembelajaran yang mengembangkan budaya membaca dan menulis pada diri peserta didik.
4.  Di dalam RPP terdapat cara-cara dan langkah-langkah yang dapat dilakukan oleh guru untuk memberikan umpan balik (feedback) dan tindak lanjut (follow up).
5.  Perancangan RPP memperhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara materi-materi pembelajaran yang satu dengan materi pembelajaran yang lainnya.
6.  Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk itu, guru hendaknya mengikuti semua prinsip-prinsip dalam menyusun dan mengembangkan kurikulum tersebut agar nantinya proses pembelajaran dapat berjalan secara efektif dan sesuai dengan tujuan kurikulum. Sebagai pedoman bagi guru, maka dapat dilihat contoh komponen dan sistematika RPP kurikulum 2013 seperti di bawah ini.

= = = = = = = = = = = = = = = =
Format RPP Kurikulum 2013

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan       :
Kelas/ Semester          :
Tema/ Subtema           :
Alokasi Waktu            : ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban belajar dengan mempertimbangkan jumlah jam pelajaran yang tersedia dalam silabus dan KD yang harus dicapai.

A. Kompetensi Inti (KI)
Kompetensi inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi dalam aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang harus dipelajari siswa untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran. Isi dari kompetensi inti tidak perlu lagi di buat oleh guru, karena kompetensi inti merupakan atau diberikan langsung oleh pemerintah pusat atau bersifat GIVEN.

B. Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi dasar juga bersifat GIVEN. Artinya, isi dari kompetensi dasar diberikan langsung oleh pemerintah pusat. Sedangkan indikator dibuat sesuai dengan keperluan dan juga memperhatikan keadaan siswa. Indikator juga dibuat oleh guru dengan pedoman bahwa suatu indikator tersebut dapat diukur atau dilihat pada siswa berdasarkan pada kenyataan yang ditemukan di dalam kelas atau juga bersifat operasional. Artinya, penerapan dari indikator tersebut dapat dilihat dan diukur oleh guru baik dari segi kognisi (pengetahuan), apeksi (sikap), dan psikomotor (keterampilan).
1.    _____________ (KD pada KI-1)
2.    _____________ (KD pada KI-2)
3.    _____________ (KD pada KI-3)
       Indikator: __________________
4.    _____________ (KD pada KI-4)
       Indikator: __________________

Catatan:
KD-1 dan KD-2 dari KI-1 dan KI-2 tidak harus dikembangkan dalam indikator karena keduanya dicapai melalui proses pembelajaran yang tidak langsung. Indikator dikembangkan hanya untuk KD-3 dan KD-4 yang dicapai melalui proses pembelajaran langsung.

C. Tujuan Pembelajaran
Tujuan pembelajaran yang dinyatakan dengan baik mulai dengan menyebut Audience (peserta didik), Behavior (kemampuan yang harus didemonstrasikan), Condition (seperti apa perilaku atau kemampuan yang akan diamati), dan Degree (keterampilan baru itu harus dicapai dan diukur).

D. Materi  Pembelajaran (Rincian dari Materi Pokok)
Rincian dari materi pokok yang memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indikator ketercapaian kompetensi.

E. Metode Pembelajaran (Rincian dari Kegiatan Pembelajaran)
Digunakan oleh pendidik untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai KD yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan KD yang akan dicapai.

F. Media, Alat, dan Sumber Pembelajaran
1.  Media pembelajaran, berupa alat bantu proses pembelajaran untuk menyampaikan materi pembelajaran.
2.  Alat/Bahan pembelajaran, alat bantu pembelajaran yang memudahkan memberikan pengertian kepada siswa.
3.  Sumber Belajar, dapat berupa buku, media cetak dan elektronik, alam sekitar, atau sumber belajar lain yang relevan.

G. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran
1.  Pertemuan Kesatu:
a.  Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b.  Kegiatan Inti (...menit)
c.  Penutup (…menit)
2.  Pertemuan Kedua:
a.  Pendahuluan/Kegiatan Awal (…menit)
b.  Kegiatan Inti (...menit)
c.  Penutup (…menit), dan seterusnya.

H. Penilaian
1.  Jenis/teknik penilaian
2.  Bentuk instrumen dan instrumen
3.  Pedoman penskoran

            Demikianlah sistematika dan komponen-komponen yang terdapat pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kurikulum 2013, semoga bermanfaat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat contoh sederhana dari RPP kurikulum 2013 seperti di bawah ini.

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan                : SDN 2 Nusasari
Kelas/ Semester                     : IV/ 2 (Dua)
Tema/ Subtema                     : Apresiasi Karya Seni
Alokasi Waktu                       : 1 x Pertemuan (3 x 35 Menit)

A.   Kompetensi Inti (KI)
       1.  Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
2.  Menunjukkan perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan tetangganya.
3.  Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah, di sekolah dan tempat bermain.

B.   Kompetensi Dasar dan Indikator
Kompetensi Dasar:
1.  Mengakui dan mensyukuri anugerah Tuhan Yang Maha Esa atas keberadaan lingkungan dan sumber daya alam, alat teknologi modern dan tradisional, perkembangan teknologi, energy, serta permasalahan sosial.
2.  Menunjukkan sikap berani mengekspresikan diri dalam berkarya seni.
3.  Menunjukkan rasa ingin tahu dalam mengamati alam di lingkungan sekitar untuk mendapatkan ide dalam berkarya seni.
4.  Menunjukkan perilaku mengenal sikap disiplin, tanggung jawab dan kepedulian terhadap alam sekitar melalui berkarya seni.
Indikator:
1.  Mengucapkan salam dan doa sebelum dan sesudah memulai pelajaran.
2.  Mendeskripsikan hasil karya seni berdasarkan ungkapan dari perasaan diri-sendiri.
3.  Membuat kalimat deskriptif dengan menggunakan bahasa dan kosa kata yang baku.

C.   Tujuan Pembelajaran
1.  Mengucapkan salam dan doa sebelum dan sesudah memulai pelajaran.
2.  Siswa dapat menceritakan hasil karya seni yang dibuatnya.
3.  Siswa dapat menunjukkan dan mendeskripsikan hasil karya seninya di depan kelas dengan bahasa dan kosa kata yang baku.

D.   Materi Pembelajaran
       1.  Buku siswa halaman.....

E.   Metode dan Pendekatan Pembelajaran
       Metode         :  Ceramah, tanya jawab, dan diskusi
Pendekatan   :  Saintifik (mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, eksperimen, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan).

F.    Media, Alat, dan Sumber Belajar
       1.  Media dan Alat: Hasil-hasil karya seni rupa dua dimensi
       2.  Sumber: Buku ajar

G.   Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan
Deskripsi Kegiatan
Alokasi Waktu
Pendahuluan
 1. Guru membuka pelajaran dengan      menyapa siswa dan menanyakan kabar mereka.
 2. Guru meminta salah seorang siswa untuk memimpin doa.
10 Menit
Kegiatan Inti
1.      Siswa mengamati karya seni rupa dua dimensi (mengamati).
2.      Siswa membuat pertanyaan yang mereka anggap penting berdasarkan pengamatan tersebut (Menanya).
3.      Siswa saling mempertukarkan pertanyaan tersebut dengan pasangan yang telah ditentukan oleh guru (mengkomunikasikan).
4.      Siswa mendiskusikan jawaban atas pertanyaan yang telah mereka tulis dengan pasangan masing-masing (menalar).
5.      Dengan panduan guru siswa mengelompokkan karya seni rupa yang termasuk dua dimensi (menalar).
6.      Siswa menjawab pertanyaan yang terdapat dalam buku siswa (menalar).
7.      Siswa menjelaskan dan menyebutkan pengelompokkan karya seni rupa yang termasuk dua dimensi (mengkomunikasikan)
85 Menit
Penutup
Siswa melakukan perenungan dengan menjawab pwrtanyaan yang terdapat dalam buku siswa.
Guru meminta salah seorang siswa memimpin doa.
10 Menit

H.   Penilaian
1.  Teknik Penilaian
a.    Penilaian sikap: cermat, teliti, dan tanggung jawab
b.    Penilaian pengetahuan: kuis
c.    Unjuk kerja: menceritakan
2.  Bentuk Instrumen Penilaian
a. Lembar Penilaian Sikap
Minggu ke-.........Bulan........2014
No
Nama Peserta Didik
Perubahan Tingkah Laku
Cermat
Teliti
Tanggungjawab
BT
T
M
BT
T
M
BT
T
M
1
2
3
1
2
3
1
2
3
1
Ani









2
Ari









3
Intan









Keterangan:
BT: Belum terlihat
T: Terlihat
M: Menonjol
Berilah dengan tanda centang (√) pada kolom yang sesuai.

b.  Lembar Penilaian Pengetahuan
     Soal dengan kriteria tercapai atau tidak.




Garis Besar Program Pembelajaran

GBPP-1.docx by Shelley Ward

Sunday, June 8, 2014

Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

Menggambar Dengan Teknik Cetak Tinggi

Berbeda dengan pembuatan gambar-gambar sebelumnya, kali ini akan membahas tentang cara pembuatan gambar dengan teknik cetak tinggi. Membuat gambar dengan teknik cetak tinggi ini merupakan suatu proses pembuatan gambar dengan menggunakan cetakan dari bahan yang dicungkil seperti contohnya menggunakan bahan berupa wortel atau menggunakan bahan yang sudah memiliki bentuk cetakan seperti pelepah pisang. Karena namanya cetak tinggi, jadi pada bahan tersebut ada yang permukaannya tinggi dan ada pula yang permukaannya rendah (bagian yang menonjol dan yang tenggelam). Permukaan yang tinggi inilah yang nantinya akan menjadi gambar atau hasil dari cetak tinggi tersebut. Bentuk permukaan tinggi dan rendah tersebut dinamakan relief. Pembuatan gambar dengan teknik cetak tinggi dapat menghasilkan karya yang menarik dan juga berbeda dengan gambar atau lukisan lain yang pernah dibuat.
Untuk membuat gambar dengan teknik cetak tinggi dapat dipersiapkan beberapa alat dan bahan seperti:
1.   Pelepah daun pisang
2.   Cat air / Pewarna makanan
3.   Pisau / Cutter
4.   Spon untuk tempat pewarna
Adapun lagkah-langkah dalam pembuatannya, yaitu:
1.    Siapkan pelepah daun pisang atau wortel
2.    Potong serong pelepah daun pisang menggunakan pisau atau cutter sesuai keinginan (ingin bentuk kecil atau besar)
3.    Dapat pula membentuk wortel dengan mencungkilnya sesuai dengan bentuk yang diinginkan
4.    Siapkan pewarna yang sudah di cairkan (agar tidak menggumpal saat di cetak)
5.   Siapkan kertas gambar
6.  Ambil pelepah pisang atau wortel yang sudah berbentuk cetakan atau memiliki bagian yang menonjol sesuai dengan bentuk yang diinginkan
7.    Kemudian diolesi dengan pewarna yang diinginkan
8.   Setelah selesai, letakkan pada kertas dengan sedikit di tekan perlahan
9.    Bentuk sesuai keinginan (khusus pelepah pisang)
10. Angkat perlahan alat cetaknya
11. Biarkan kering
12. Hasil cetakan telah selesai
Menggambar dengan menggunakan teknik cetak tinggi ini membutuhkan kreativitas yang baik agar mampu menciptakan suatu karya yang menarik. Selain itu, dibutuhkan suatu kesabaran dan ketekunan dalam membuat cetakan agar dapat menghasilkan cetakan yang rapi. Faktor lain yang dapat mempengaruhi gamabr atau hasil dari cetak tinggi yaitu pewarna yang digunakan. Apabila pewarna itu memang sesuai dan cocok untuk digunakan sebagai bahan untuk cetak tinggi, maka hasil atau gamabar yang dihasilkan pun akan bagus. Selain itu, perlu juga dalam menggunakan pewarna memperhatikan tingkat kekentalan warna tersebut agar nantinya tidak terlalu cair yang hanya akan merusak hasil cetakan.
Sekian mengenai teknik menggambar dengan cetak tinggi, semoga dapat menjadi bahan untuk memunculkan inspirasi-inspirasi baru dalam menggambar. Sebagai contoh gambar dengan teknik cetak tinggi dapat dilihat seperti di bawah ini.

         Gambar di atas dibuat dengan teknik cetak tinggi menggunakan pelepah pisang dan wortel yang sudah dibentuk sesuai keinginan. Meskipun terlihat agak kurang menarik, itu merupakan hasil karya sendiri. Jadi, jangan lelah untuk mencoba membuat hasil karya yang lebih baik lagi sesuai dengan kreativitas masing-masing. “Do the best you can, don’t surrender before you try it!”. (Putra Adnyana_09)

Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

Pendidikan Seni Sebagai Alat Bukan Sebagai Tujuan

Kata seni adalah sebuah kata yang semua orang di pastikan mengenalnya, walaupun dengan kadar pemahaman yang berbeda-beda. Seni dipandang sebagai sesuatu yang memiliki nilai keindahan sehingga mampu memunculkan rasa ketertarikan terhadap hasil yang berupa seni tersebut. Dalam perkembangan zaman sampai sekarang ini, seni dalam perkembangannya merupakan suatu alat dalam pendidikan bukan merupakan suatu tujuan. Maksudnya, seni itu dipergunakan sebagai alat untuk mencapai suatu tujuan khususnya dalam pendidikan maupun dalam hal lainnya. Seni bukan suatu tujuan melainkan suatu alat untuk mencapai suatu tujuan. Tujuan yang hendak dicapai tersebut adalah:
1. Pendewasaan Diri
2. Pematangan Kesiapan
3. Pematangan Kemampuan
4. Pematangan Keterampilan
          Dengan mengetahui tujuan yang hendak dicapai dalam pendidikan seni tersebut, maka seni sebagai alat akan berperan didalamnya yaitu sebagai jalan atau penghubung untuk tercapainya tujuan tersebut. Dari sanalah dapat diketahui bahwa seni bukan sebagai tujuan melainkan sebagai alat dalam pendidikan untuk mencapai suatu tujuan.
Seni sebenarnya juga merupakan proses yang sengaja mengatur unsur-unsur dalam suatu cara yang menarik indra atau emosi yang ada di dalam diri seseorang. Hal ini mencakup berbagai macam kegiatan manusia, ciptaan, dan cara berekspresi, termasuk musik, sastra, film, patung, dan lukisan. Makna seni ini dibahas dalam cabang filsafat yang dikenal sebagai estetika. Seni memiliki sifat dasar kreatif, individual, perasaan, abadi, dan universal. Pengertian kreatif adalah kemampuan seseorang untuk mengubah sesuatu yang ada menjadi baru dan orisinil. Contoh yang dapat kita lihat di dunia nyata yaitu batu yang diubah menjadi patung, tanah liat dapat menjadi keramik, suara diubah menjadi musik, gerakan menjadi sebuah tarian, dan lain-lain. Pendidikan seni merupakan sarana atau alat untuk pengembangan kreativitas anak. Pelaksanaan pendidikan seni dapat dilakukan melalui kegiatan permainan. Tujuan pendidikan seni bukan untuk membina anak-anak menjadi seniman, melainkan untuk mendidik anak menjadi kreatif. Selain itu, seni juga merupakan aktivitas permainan. Artinya, melalui permainan kita dapat mendidik anak dan membina kreativitasnya sedini mungkin. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa seni dapat digunakan sebagai alat pendidikan. Melalui permainan dalam pendidikan seni anak memiliki keleluasaan untuk mengembangkan kreativitasnya. Beberapa aspek penting yang perlu mendapat perhatian dalam pendidikan seni antara lain kesungguhan, kepekaan, daya produksi, kesadaran berkelompok, dan daya cipta.
Dalam hal pendidikan pada anak SD, pendidikan seni diartikan sebagai segala usaha untuk meningkatkan kemampuan kreatif ekspresif anak didik dalam mewujudkan kegiatan artistiknya berdasrkan aturan-aturan estetika tertentu. Selain itu, pendidikan seni di SD bertujuan menciptakan cipta rasa keindahan dan kemampuan mengolah menghargai seni. Jadi melalui seni, kemampuan cipta, rasa dan karsa anak diolah dan dikembangkan dengan cara memberikan pendidikan seni yang dimulai sedini mungkin. Selain mengolah cipta, rasa dan karsa seperti yang diterapkan di atas, pendidikan seni juga mengolah berbagai keterampilan berpikir anak. Hal tersebut meliputi ketrampilan kreatif, inovatif, dan kritis. Ketrampilan ini diolah melalui cara belajar induktif dan deduktif secara seimbang.
Tidak terlepas dari itu semua, perlu juga kita ingat sebagai calon pendidik, dunia anak itu adalah dunia bermain. Salah satu fungsi seni adalah sebagai media bermain. Jadi, seni juga dapat diajarkan dengan bermain agar mampu menciptakan rasa senang dan nyaman dalam kegiatan seni pada anak didik. Oleh sebab itu, aktivitas berolah seni dapat dikembangkan melalui bermain. Melalui bermain kemampuan mencipta atau berkarya, bercita rasa estetis dan berapresiasi seni diperoleh secara menyenangkan. Melalui kondisi yang menyenangkan seperti ini, anak akan mengulang setiap aktivitas belajarnya secara mandiri dan akan menjadi kebiasaan dan keinginan terhadap seni. Maka dari itulah, sebagai calon guru yang profesional hendaknya memiliki sifat yang aktif serta memiliki suatu metode-metode belajar yang inovatif agar dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan termasuk dalam pendidikan seni. (Putra Adnyana_09)

Sunday, June 1, 2014

Tugas Kerajinan Tangan dan Seni Rupa

KURIKULUM

Kurikulum merupakan perangkat mata pelajaran dan program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran dalam satu periode jenjang pendidikan. Dalam hal ini, penyusunan perangkat mata pelajaran/kurikulum disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja. Biasanya lama waktu dalam satu kurikulum disesuaikan dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Dalam menetapkan komponen-komponen kurikulum, para ahli masing-masing memiliki pendapat yang berbeda-beda. Ada yang mengemukakan 5 komponen kurikulum dan ada yang mengemukakan hanya 4 komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para ahli mengenai komponen kurikulum berikut Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan ada 5 komponen kurikulum, yaitu: komponen tujuan, komponen isi/materi, komponen media (sarana dan prasarana), komponen strategi, dan komponen proses belajar mengajar. Sementara Soemanto (1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu: Objective (tujuan), Knowledges (isi atau materi), School learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah), dan Evaluation (penilaian). Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988), Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21). Walaupun istilah komponen yang dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni: Tujuan, Isi dan struktur kurikulum, Strategi pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar), dan Evaluasi.
Kurikulum dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
1.  Fungsi kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendidikan
2.  Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan
3.  Fungsi kurikulum yang ada di atasnya
4.  Fungsi kurikulum bagi guru
5.  Fungsi kurikulum bagi kepala sekolah
6.  Fungsi kurikulum bagi pengawas (supervisor)
7.  Fungsi kurikulum bagi masyarakat
8.  Fungsi kurikulum bagi pemakai lulusan
Dengan mengetahui berbagai fungsi dan kebaikannya, maka kurikulum tetap diterapkan dalam dunia pendidikan pada sekolah-sekolah atau instansi-instansi tertentu. Di Indonesia juga berlaku sebuah kurikulum yang sebelumnya terus berganti dari dulu dan sampai sekarang berlaku kurikulum yang namanya kurikulum 2013 yang berkarakter. Kurikulum ada yang bersifat given, artinya kurikulum tersebut tidak bisa dirubah dan harus dilaksanakan sesuai dengan isi kurikulum yang telah diberikan dari pusat. Akan tetapi, ada juga kurikulum yang masih bisa disesuaikan. Semua itu berpandangan atau berpedoman pada keadaan negara Indonesia yang di dalamnya banyak sekali terdapat pulau-pulau dan didalamnya juga memiliki keanekaragaman suku, ras, adat-istiadat, dan juga budayanya yang berbeda-beda. Sehingga kurikulum tersebut bersifat universal dan dapat pula disesuaikan dengan tempat kurikulum tersebut akan diterapkan. Hasil dari adanya penyesuaian ini adalah adanya mata pelajaran “mulok” atau muatan lokal di sekolah-sekolah tersebut. Selain itu, bahan ajar yang digunakan pun berbeda antara sekolah yang satu dengan yang lainnya.
Di dalam struktur kurikulum pada tingkat atau jenjang SD/MI yang berlaku saat ini di Indonesia, terdapat dua kelompok, yaitu kelompok A dan kelompok B. Masing-masing kelompok tersebut terdiri dari beberapa bidang studi. Pada kelompok A terdiri dari: Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Sedangkan kelompok B terdiri dari: Seni Budaya dan Prakarya dan Penjasorkes. Masing-masing bidang studi atau mata pelajaran tersebut sudah memiliki kompetensi inti dan kompetensi dasar. Semua KI (Kompetensi Inti) dan KD (Kompetensi Dasar) tersebut harus dipelajari secara baik-baik oleh guru yang nantinya akan dijadikan pedoman dalam mengajar di kelas.
Selain memahami kompetensi inti dan kompetensi dasar, guru juga sebaiknya mampu membuat sebuah GBPP dalam pembelajaran. GBPP yang dimaksud yaitu garis besar program pengajaran untuk setiap bidang studi yang diajar yang nantinya juga dapat dijadikan sebagai acuan waktu dalam pelaksanaan pembelajaran. GBPP tersebut bisa dibuat dalam bentuk rancangan pembelajaran satu semester atau dapat juga dibuat rancangan pembelajaran untuk satu tahun atau dua semester. Untuk membuat GBPP kita diharuskan untuk dapat merancang waktu pertemuan di kelas sedemikian rupa agar semua tujuan pembelajaran dan kompetensi dasar yang ada bisa dicapai dengan baik dan sesuai dengan harapan atau rencana. Bukan hanya itu saja, waktu juga sangat perlu untuk diperhitungkan dalam pembuatan GBPP. Karena bisa saja waktu pertemuan di kelas berkurang akibat adanya libur-libur tertentu yang mengakibatkan pertemuan menjadi terhambat dan berkurang. Maka dari itu, guru juga harus bisa dan pandai-pandai dalam mengkoordinasikan waktu yang diperlukan satu bidang studi agar tidak terlalu melampaui batas waktu yang ada. Setidaknya waktu pertemuan tidak tentu harus sampai tepat waktu, kalau bisa pertemuan dapat selesai lebih cepat dari waktu yang diperkirakan. Selain itu, GBPP juga dapat berfungsi sebagai pengefektifan waktu pertemuan dalam pembelajaran agar tujuan dan kompetensi dasar dalam pembelajaran dapat berjalan dan tercapai sesuai dengan rencana dan dalam waktu yang ada.


Friday, April 18, 2014

Tugas Kerajinan Tangan dan Seni Rupa 5

Air Brush Dengan Mall Penuh Tanda Tanya
(Misteri)

Prasejarah
Pada zaman pra sejarah manusia mulai mengolah rasa estetikanya dengan lukisan/gambar pada alat rumah tangga mereka. Begitu juga pada batu dan dinding gua. Mereka berusaha menceritakan pemahaman tentang manusia, hewan, dan tumbuhan melalui dinding gua. Di argentina didalam gua Pinturas River region Patagonia terdapat lukisan dinding yang menjadi cikal bakal teknik airbrush. Airbrush sederhana ini dilakukan dengan tulang hewan untuk menyemburkan pewarna yang disimpan di dalam mulutnya dan telapak tangan mereka sebagai malnya.

Temuan pertama, 1879
Dalam catatan sejarah seni lukis modern, airbrush baru berkembang pada akhir abad ke-19. tahun 1879 dikenal sebagi tahun penemuan teknik melukis dengan memanfaatkan tekanan angina yang kini dikenal dengan airbrush. Alat yang digunakan untuk mentransfer cat ke media lukis awalnya disebut paint distributor. Orang yang berjasa menemukan alat ini adalah Abner Peeler, seorang penemu professional yang sepanjang hidupnya melakukan berbagai percobaan. Kemudian Peeler menjual patennya kepada Lyberty Walkup dari perusahaan Walkup brothers pada bulan Agustus 1883.
Ketika di Indianapolis dilakukan kovensi fotografi, paint distributor terjual sebanyak 63 unit pada 1883, Lyberty Walkup mendirikan sebuah pabrik yang dinamakan Airbrush Manufacturing Company di Rockford, Illinois. Saat itu pula istilah airbrush diperkenalkan kepada umum. Alat ini banyak digunakan untuk keperluan foto retouching. Sukses Walkup memicu banyak orang meniru langkahnya.

Temuan kedua, 1893
Charles L. Burdick, seorang seniman Amerika yang tinggal di Chicago menemukan pen bertipe internal mix airbrush. Setelah mennemukan alat ini, pada tahun 1893 ia pindah ke inggris untuk mendirikan Fountain Brush Company. Burdick orang yang berjasa dalam memodifikasi alat ciptaan Peeler sehingga menjadi alat yang mudah digunakan karena bentuknya menyerupai pena. Ia memperkenalkan sekaligus mematenkan temuannya yakni needle control system atau system control pengeluaran cat dengan sebatang jarum.

Airbrush Indonesia
Di tanah air, masuknya airbrush bersamaan dengan masuknya seniman dari Belanda selama penjajahan meskipun belum ada data yang akurat mengenai hal itu. Pada awal 90-an airbrush mulai popular di Indonesia khususnya di kota-kota besar seperti Jakarta. Bandung, Jogya, dan Surabaya. Kepopularan ini dimulai dengan meningkatnya hobi para modifikator otomotif yang mulai mengeksplorasi tampilan cat bodi pada kendaraan. Scooter lah yang paling sering kita dengar dan lihat hadir dengan gambar-gambar di sekujur body montoknya. Hubungan modifikasi motor-mobil dan airbrush menjadi erat. Hal ini membuktikan bahwa kebutuhan seni di masyarakat telah merambah ke area otomotif. Mereka merasa perlu menambahkan sentuhan artistic pada tunggangan mereka selain memodifikasi bentuk dan mesin.
Walau sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal airbrush melalui perkembangan dunia modifikasi otomotif , airbrush sesungguhnya telah digunakan di Indonesia jauh sebelum itu. Banyak kebutuhan iklan di tanah air yang dibuat dengan alat ini, begitu pula dalam pengkoreksian foto-foto, dan yang mungkin jarang kita perhatikan yaitu airbursh digunakan dalam produksi masal di pabrik- pabrik untuk pengecetan mobil, motor, mainan, dll.
Dari data didapat oleh penulis tersebut nama-nama seperti Jhony le Purnomo dengan Custom worldnya jakarta, Udi budi dari Potlot airbrush jogya, kodoy, anton dll.


Airbrush merupakan sebuah teknik seni rupa yang dalam pembuatannya menggunakan tekanan udara untuk menyemburkan cat atau pewarna pada bidang kerja.
Namun kali ini akan dibahas mengenai airbrush sederhana yaitu suatu teknik seni rupa yang dibuat dengan bahan-bahan sederhana seperti:
1. Saringan teh atau sisir bekas
2. Sikat gigi bekas
3. Pewarna makanan (kesumba) atau cat air
4. Pola yang ingin dibuat atau mall

Adapun langkah-langkah dalam membuat lukisan atau karya seni dengan menggunakan teknik airbrush yaitu sebagai berikut.
1. Siapkan kertas gambar
2. Siapkan pewarna yang sudah cair
3.  Kemudian letakkan gambar atau pola yang sudah dibentuk di atas kertas gambar.
4.  Celupkan sikat gigi bekas ke dalam pewarna
5.  Gesek-gesekkan sikat gigi bekas dengan saringan di atas kertas gambar yang sudah ada polanya sampai muncul percikan-percikan warna pada kertas gambar tersebut.
6.  Lakukan dengan terus-menerus sehinngga warnanya terlihat indah dan menarik dan bisa juga ditambahkan warna lainnya.

 Pada pertemuan kali ini saya membuat suatu karya seni dengan teknik airbrush yaitu membuat suatu gambar yang polanya di ambil dari dedaunan yang ditemukan di lingkungan sekitar. Sebagai calon seorang guru SD (Sekolah Dasar), saya diajarkan untuk bagaimana membuat suatu karya seni yang indah dan menarik dengan hanya memanfaatkan bahan-bahan yang mudah di dapat dan bernilai ekonomis serta bahan-bahannya tidak terlalu mahal. Dalam kesempatan kali ini saya diajarkan untuk membuat seni rupa dengan teknik airbrush yang bahan-bahan dan langkah-langkahnya sudah disampaikan di atas. Membuat karya seni rupa dengan teknik airbrush sekilas terlihat mudah dan tidak terlalu sulit dalam membuatnya. Akan tetapi, sebenarnya jika kita menginginkan hasil karya yang baik memerlukan waktu yang cukup lama agar pola-pola yang ingin kita buat tersebut dapat selesai dengan apa yang diharapkan. Tidak selalu karya seni rupa dengan teknik airbrush ini menghasilkan karya yang sesuai dengan keinginan. Perlu kiranya kita melakukan uji coba terlebih dahulu dalam membuat karya seni rupa airbrush ini agar nantinya tidak salah dalam menentukan warna dan pola yang diinginkan.
Dalam membuat karya seni rupa dengan teknik airbrush biasanya kendala yang ditemukan yaitu dapat berupa sikat gigi bekas yang bulu-bulunya kurang halus akan menyebabkan percikan-percikan di atas buku gambar menjadi tidak teratur dan tidak terlihat rapi. Jadi, yang kita butuhkan dan sebaiknya digunakan yaitu sikat gigi bekas yang tekstur bulu-bulunya lembut dan kecil agar hasil cipratan yang dihasilkan juga terlihat rapi dan teratur. Akan tetapi, jika menggunakan sikat gigi bekas yang tekstur bulu-bulunya halus memerlukan waktu yang lama dalam menggesek-gesekkannya dengan sisir atau saringan sehingga membutuhkan waktu yang lama. Dari sinilah kita secara tidak langsung juga dilatih dalam hal kesabaran. Jika kita sabar dalam menggesek-gesekkan sikat gigi dengan sisir atau saringan, maka hasil yang di dapat pun akan rapi dan percikan-percikannya terlihat indah dan teratur. Selain itu, pola yang dibuat juga sebaiknya memiliki bentuk yang mudah terkena cipratan pewarna agar nantinya hasil yang dibentuk juga indah.
Dalam membuat suatu gambar dengan teknik air brush di atas, saya menggunakan suatu mall atau pola yang sederhana. Pola tersebut hanya berbentuk mata dan sebagian kecil tubuhnya saja. Saya sebenarnya berniat untuk membuat sebuah gambar yaitu berbentuk seekor burung hantu. Namun, saya memiliki pandangan lain yaitu dimana burung hantu itu sedang berada di kegelapan malam sehingga memunculkan ide untuk membuat sesosok seekor burung hantu yang hanya kelihatan matanya saja dan sedikit bulu-bulunya. Untuk membuat warna-warnanya agar terlihat tergredasi saya lakukan dengan cara menumpuk-numpukkan warna dan juga menempatkan dimana saja warna yang tepat untuk diletakkan. Meskipun itu hanya terlihat sebuah gambar yang sangat sederhana, tetapi setidaknya memiliki tingkat kesulitan yang cukup membutuhkan kesabaran yang tinggi dalam membuatnya. Selain itu juga dibutuhkan waktu yang cukup lama dalam membuatnya agar bisa terlihat adanya suatu gradasi dan perpaduan warna yang sesuai dengan keinginan.
        Adapun kelebihan dalam membuat karya seni rupa dengan teknik airbrush ini yaitu kita tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup besar karena bahan-bahan dan alat-alat yang digunakan berasal dari barang-barang yang sudah tidak terpakai. Dengan hal tersebut kita bisa mengekspresikan jiwa seni yang ada di dalam diri kita sendiri tanpa mengeluarkan biaya yang besar. Selain itu, dengan adanya suatu teknik-teknik sederhana seperti ini dapat memotivasi kita untuk lebih berekspresi lebih jauh sesuai dengan kemampuan kita dalam menggunakan bahan-bahan yang ada di lingkungan sekitar. Atau dapat pula memunculkan suatu inovasi-inovasi dalam karya seni rupa yang menggunakan bahan-bahan yang mudah di dapat tetapi juga memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Jadi, tidak selalu suatu karya seni rupa yang bernilai ekonomis tinggi itu bahan-bahan yang digunakan bernilai tinggi pula. Semua hal yang bisa dimanfaatkan dalam pembuatan karya seni rupa juga akan memiliki nilai ekonomis yang tinggi jika dimanfaatkan secara baik-baik dan dikerjakan dengan baik dan sabar tentunya. Dengan mengetahui hal tersebut, maka tidak ada lagi alasan bahwa dalam membuat suatu karya seni rupa itu harus menggunakan bahan-bahan yang mahal agar hasil yang di dapat menjadi bernilai ekonomis yang tinggi. Semoga hasil karya seni rupa dengan teknik airbrush yang saya buat di atas dapa menjadi inspirasi bagi pembaca untuk dapat memunculkan ide-ide yang lebih kreatif lagi dalam membuat suatu karya seni rupa yang lebih menarik serta menjadi inspirasi untuk membuat karya seni rupa yang bernilai ekonomis dengan teknik airbrush.