Menu

Sunday, March 16, 2014

Teori Seni Rupa Barat

Teori Seni Rupa Barat

Konsep/kerangka-kerangka dalam seni rupa barat dapat dilihat seperti di bawah ini.

Teori Umum Seni Rupa          (Seni Rupa Barat)
Seni Murni                              (pelakunya berbeda)                Seni Terap (an)

 

Seniman

Dibeda-bedakan sesuai dengan kelas sosial, sehingga muncul orang pekota dan pedesa. Orang pekota dikatakan artis, sedangkan orang pedesa dikatakan artisan.

                                                         Kelas Sosial
 


Pekota (artis)                                       Pedesa (artisan)

Sebenarnya seni rupa murni ditujukan hanya untuk bernilai estetis saja, sedangkan seni rupa terapan ditujukan untuk bernilai fungsional dan keperluan ekonomis.
Seni rupa murni sebenarnya dibuat tidak untuk hal-hal yang menghasilkan keuntungan atau bernilai ekonomis.

Adapun pembagian atau contoh dari seni rupa murni dan seni rupa terapan adalah sebagai berikut.

Seni Murni
Pure Art
Fine Art
Seni Terap (an)
Applied Art
Seni Lukis
Seni Patung
Seni Arsitektur
Seni Pahat
Seni Grafity
Seni Kaligrafi
Seni Dekorasi
Seni Grafis
Seni Fotografy
Seni Ukir
Seni Bangun
Seni Tenun
Seni Arsitektur
Seni Kriya
Seni Batik
Seni Reklame
Seni Pahat
Seni Grafis
Seni Fotografy
Seni Ukir

Seni Kriya bisa terbuat dari logam, kayu, kaca, fiber, plastik, batuan, keramik (tanah liat), batik, tekstil.

Kerajinan Tangan                                                        Seni Rupa

 



Seni Terap (an)                                                            Seni Murni
Pedesa                                                                         Pekota
                                                                                    (Design) = revolusi industry

                                                   Design

Hasil karya tangan orang pekota tidak mau disamakan namanya dengan hasil karya tangan orang pedesa, sehingga diganti dengan nama design.
Seiring berkembangnya zaman pada dunia pendidikan, sekarang kata prasejarah di ubah menjadi praaksara.
Pengertian dari kata teknologi yaitu teknologi sama dengan perpanjangan tangan manusia. Artinya, teknologi merupakan sesuatu yang bisa menjadi alat bantu dalam meringankan segala pekerjaan manusia.
Berikut di bahas secara lebih mendalam tentang konsep/kerangka-kerangka tentang teori seni rupa di atas.
Seni merupakan hasil cipta, rasa dan karsa yang memiliki nilai keindahan. Seni juga dapat diartikan suatu hasil dari fikiran sesorang yang timbul saat berimajinasi. Ada berbagai macam seni yang terdapat dalam dunia ini. Misalnya seni yang mengutamakan unsur gerak disebut seni tari sedangkan seni yang mengutamakan unsur bentuk disebut seni rupa. Teori umum seni rupa menurut seni rupa barat dapat dibedakan menjadi dua yaitu seni murni dan seni terapan. 

1. Seni Murni
Seni murni/pure art merupakan seni yang dibuat untuk mengekspresikan nilai budaya dan keindahan. Seni murni lebih mementingkan nilai keindahan saja. Biasanya karya seni rupa murni dibuat secara khusus sesuai dengan kreativitas dan ekspresi pribadi pembuatnya. Namun seiring berjalannya waktu, seni murni semakin bergeser menjadi seni terap (an) ketika sebuah karya seni murni itu dipandang mampu memunculkan suatu profit (keuntungan). Sehingga sekarang hasil karya seni rupa murni banyak yang dialihkan dan dimanfaatkan bukan hanya dinikmati keindahannya melainkan juga untuk menhasilkan suatu keuntungan untuk pemenuhan kebutuhan hidup manusia. Tidak dapat dipungkiri bahwa, karya seni yang diciptakan sekarang ini lebih banyak menganut dua fungsi sekaligus yaitu fungsi estetetis dan juga fungsional. Walaupun demikian, perlu diingat bahwa tidak semua hasil karya seni murni dapat difungsikan ganda, namun ada beberapa karya seni murni yang tidak bisa digandakan fungsinya, contoh lukisan, seni patung, seni kaligrafi, seni graffity, dan lain sebagainya.

2.  Seni Terap (an)
Seni Terap (an)/applied art adalah hasil karya seni yang lebih mengutamakan kegunaannya atau fungsi pakainya disamping dapat dinikmati mutu seninya. Seni terap (an) ini dapat dimanfaatkan karena memiliki fungsi ganda. Karya seni rupa terap (an) biasanya lebih sering dimanfaatkan untuk mendatangkan keuntungan atau sering dimanfaatkan sebagai karya yang bukan hanya bernilai estetis melainkan sebagai karya seni yang bernilai fungsional. Membuat karya seni rupa terapan tidak sebebas membuat karya seni rupa murni karena di dalamnya harus mempertimbangkan persyaratan-persyaratan tertentu, seperti syarat keamanan (security), kenyamanan (comfortable), dan keluwesan dalam penggunaan (flexibility). Jadi, initinya seni terap (an) ini memiliki fungsi untuk memenuhi kebutuhan fisik dan psikologis (kejiwaan) manusia yang tidak hanya bisa di pandang keindahannya, namun juga dapat di pergunakan dalam kehidupan sehari-hari. Seni rupa terapan memiliki fungsi guna atau pakai. Artinya selain sebagai benda yang bernilai seni (artistik) juga sebagai benda yang indah (estetis) dan dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan manusia dengan mendatangkan keuntungan (profit) bagi kehidupan manusia.

Adapun pembagian hasil seni dari seni murni dan seni terap(an), sebagai berikut:
Seni Murni
Seni Terap (an)
Pure Art
Fine Art
Applied Art
Seni Lukis
Seni Bangun
Seni Patung
Seni Tenun
Seni Arsitektur
Seni Krya
Seni Pahat
Seni Batik
Seni Grafiti
Seni Baliho (Reklame)
Seni Kaligrafi
Seni Famplet (Reklame)
Seni Dekorasi
Seni Poster (Reklame)
Seni Grafis
Seni Pahat
Seni Fotografi
Seni Grafis
Seni Ukir
Seni Fotografi
Seni Ukir
Catatan: yang termasuk ke dalam seni krya adalah logam, kayu, fiber, plastik, batuan, keramik, tanah liat, batik, tekstil.
Selain dapat dilihat dari fungsinya, seni juga dapat dilihat dari segi yang lain, seperti “kelas sosial”. Maksud dari kelas sosial ini adalah penyebutan nama dari seniman tersebut. Bukan karena hasil lukisannya. Hasil lukisannya justru sangat berbeda meskipun mendiami satu tempat yang sama.
Orang kota memiliki sifat angkuh yang tidak mau disama-samakan dengan orang desa. Seperti contoh orang kota (pekota) sering menyebut hasil lukisannya sebagai design dan mereka sering menyebut dirinya sebagai seniman. Orang kota (pekota) beranggapan bahwa teori seni rupa kebanyakan dibuat oleh orang kota. Lain halnya dengan seniman yang berasal dari desa (pedesa), mereka tidak menginginkan atau tidak berharap agar disebut dengan panggilan seniman, namun mereka sering disebut oleh orang pekota sebagai “artisan” (perajin, tukang, kriyawan). Hal ini dilatarbelakangi oleh harus adanya jarak di antara orang kota dan orang desa.
Orang kota tidak mau untuk disama-samakan dengan orang desa baik itu dari penyebutan nama, hasil karyanya, dan lain sebagainya. Menurut hasil karyanya orang kota tidak selalu lebih bagus hasil karyanya dibandingkan dengan orang desa. Hasil karya seorang seniman justru berbeda-beda meskipun mendiami tempat yang sama sekalipun. Jadi, diharapkan bagi seniman-seniman muda sekarang, agar menghilangkan paradigma berpikir seperti itu dan tidak beranggapan untuk membeda-bedakan status ataupun kelas sosial sebagai perbandingan hasil karya seni seseorang.

No comments:

Post a Comment